Seperti pagi biasanya, Bisma yang memang mengambil jurusan yang sama di kampus dan kebetulan satu kelas denganku datang menjemputku untuk berangkat bersama. Kami berangkat menggunakan motor kesayangan Bisma.
"Tugas loe udah, Di?"
"Apaaa??"
Suara bising di jalan raya dan deru motor yang berseliweran di kanan-kiri kami membuat aku tak bisa mendengar jelas apa yang dikatakan Bisma barusan.
"TUGAS LOE UDAH?" Bisma berteriak dengan kencangnya.
"Heh dodol!!ga usah kenceng-kenceng kali..gue juga denger, orang kita udah nyampe gini." Jawabku sambil memukul punggung Bisma.
"Oiya..Hahahaha...udah nyampe parkiran yak?haha.." Bisma tertawa dengan lebarnya.
Ya Ampun..dilihat-lihat Bisma ganteng juga..apalagi pas dia lagi tertawa lebar seperti tadi..dengan behelnya dia terlihat semakin lucu.Kenapa baru sekarang aku sadar kalau Bisma ganteng ya?padahal kita udah temenan deket dari sma.
"Heyyyyyyyyyy.........turun ich!!ngapain loe masih ngegantol aja disitu?nganga gitu lagi,hahahaha..."
Bisma yang tiba-tiba sudah ada di sebelahku menyadarkan aku yang sedari tadi mengagumi kegantengan Bisma dari atas motor. Kami pun berjalan menuju kelas kami yang letaknya tak jauh dari kantin kampus.
"Heh, tuh kan..nganga mulu deh loe dari tadi.....haha." Bisma menyenggol pundakku.
"Ah, rese loe..itu liat atuh yang duduk di pojok siapa..Rangga, Ma!haduh...cenat-cenut banget gue kalau liat dia.." Kataku sambil menarik-narik baju Bisma.
"Idih....Rangga lagi..Rangga lagi..cowok Poni gitu?ckckck..udah ah..udah telat nih."
Bisma tahu pasti kalau aku naksir berat sama Rangga yang memang berponi. Justru dengan poni nya itu Rangga terlihat semakin lucu.
"Heh..he..tunggu, Ma!!"
Aku mengejar Bisma yang ternyata sudah pergi meninggalkanku begitu saja.
"Tugas loe udah, Di?"
"Apaaa??"
Suara bising di jalan raya dan deru motor yang berseliweran di kanan-kiri kami membuat aku tak bisa mendengar jelas apa yang dikatakan Bisma barusan.
"TUGAS LOE UDAH?" Bisma berteriak dengan kencangnya.
"Heh dodol!!ga usah kenceng-kenceng kali..gue juga denger, orang kita udah nyampe gini." Jawabku sambil memukul punggung Bisma.
"Oiya..Hahahaha...udah nyampe parkiran yak?haha.." Bisma tertawa dengan lebarnya.
Ya Ampun..dilihat-lihat Bisma ganteng juga..apalagi pas dia lagi tertawa lebar seperti tadi..dengan behelnya dia terlihat semakin lucu.Kenapa baru sekarang aku sadar kalau Bisma ganteng ya?padahal kita udah temenan deket dari sma.
"Heyyyyyyyyyy.........turun ich!!ngapain loe masih ngegantol aja disitu?nganga gitu lagi,hahahaha..."
Bisma yang tiba-tiba sudah ada di sebelahku menyadarkan aku yang sedari tadi mengagumi kegantengan Bisma dari atas motor. Kami pun berjalan menuju kelas kami yang letaknya tak jauh dari kantin kampus.
"Heh, tuh kan..nganga mulu deh loe dari tadi.....haha." Bisma menyenggol pundakku.
"Ah, rese loe..itu liat atuh yang duduk di pojok siapa..Rangga, Ma!haduh...cenat-cenut banget gue kalau liat dia.." Kataku sambil menarik-narik baju Bisma.
"Idih....Rangga lagi..Rangga lagi..cowok Poni gitu?ckckck..udah ah..udah telat nih."
Bisma tahu pasti kalau aku naksir berat sama Rangga yang memang berponi. Justru dengan poni nya itu Rangga terlihat semakin lucu.
"Heh..he..tunggu, Ma!!"
Aku mengejar Bisma yang ternyata sudah pergi meninggalkanku begitu saja.
* * *
Sore harinya aku dan Bisma pergi makan bareng di Mall dekat rumahku Aku dibuat tertawa terus oleh lelucon-lelucon Bisma. Giliranku bercerita, aku menceritakan tentang Rangga, Rangga yang tadi siang menyapaku..Rangga yang lucu saat poninya ditarik kebelakang, Rangga yang ganteng dilihat dari sisi manapun.Tapi sebalnya Bisma malah terus menyantap es krimnya dan nyuekin aku. "Bisma..........dengerin dong kalo gue lagi curhat!!"
"Hmm...iya..gue juga denger!!" Jawab Bisma ketus.
"Ih..ko jadi loe yang sewot gitu sih??!!Biasa aja kali." Tanyaku kesal.
"Gue biasa aja." Jawab Bisma dengan cueknya tanpa sedikit pun menoleh dari es krim yang sedang disantapnya.
"Rese!" Ucapku kesal.
Aku pun pergi meninggalkan Bisma yang masih asik dengan es krimya. Entah kenapa hari ini dia rese banget. Biasanya juga selalu mendengarkan semua curhatanku tentang Rangga. Tanpa sadar aku sudah lumayan jauh meninggalkan Bisma di cafe es krim tadi. Tapi kok dia gak ngejar aku yah??Padahal aku berharap banget Bisma bakal ngejar aku kalau ngambek gini. Akhirnya aku memilih untuk duduk dulu di bangku yang letaknya di depan toko alat musik.
"Rese tuh si Bisma..kenapa sih dia??lagi dapet kali..rese gitu..huhhh..." Aku menggerutu sendiri.
"Hey..ngapain, Di?ko ngomong sendiri gitu?"
Tiba-tiba Rangga duduk di sebelahku dan menepuk pundakku.
"Hah?Eh..Rangga??enggak..eh..iya..kenapa?"
Haduhh...aku tiba-tiba jadi grogi gini, peluh pun menetes karena Rangga muncul mendadak. Rangga menatapku bingung lalu tertawa.
"Haha...kamu kenapa, Di?kaget ya ngeliat aku?sampe keringetan gitu..."
Rangga langsung menyeka keringat di kening dan pipiku dengan tisu. Haduh..parah...makin salah tingkah aku diperlakukan Rangga seperti ini. Aku dan Rangga pun ngobrol lumayan lama, ternyata Rangga habis melihat-lihat piano di toko alat musik tadi. Lalu kami pergi untuk makan malam dan Rangga pun mengantarkan aku pulang sampai kerumah.
Huaa..aku senang sekali.Malam ini aku tidur dengan nyenyaknya karena senang.
* * *
"Semalem padahal Bisma kesini..kamu belum pulang." Ucap Bunda pagi harinya."Iya, Bun?"
"Iya..lagian kok tumben, berangkat sama Bisma..pulang gak sama Bisma. Berantem ya?" Tanya Bunda sambil menghampiriku di meja makan.
"Hah...ehm..iya sih. Abis dia rese, Bun..masa Didi curhat gak didengerin.." Curhatku pada Bunda.
"Udah ah, jangan kaya anak kecil gitu. Bisma juga lagi punya masalah kali..gak selamanya harus mau dengerin kamu curhat gitu." Bunda menasihati.
"Ih..Bunda. Kok jadi belain Bisma gitu sih?"
Aku langsung cemberut.
"Bukan belain Bisma..Jangan cemberut gitu ah, jelek!Bisma tuh kemarin khawatir banget sama kamu..dia cerita kalau kemarin di Mall dia udah cari kemana-mana tapi gak ketemu.."
Aku bengong mendengar cerita Bunda, belum pernah aku mendengar Bisma khawatir padaku seperti itu, mungkin karena memang aku dan Bisma tak pernah pulang terpisah seperti kemarin. Kasian Bisma...
"Aku pergi dulu, Bun.."
Aku langsung lari menuju rumah Bisma yang letaknya hanya berbeda dua blok dari rumahku. Sesampainya di rumah Bisma aku terengah-engah dengan roti yang masih ada di tangan kananku. Bi Surti yang kebetulan sedang menyapu di depan rumah Bisma langsung menghampiriku.
"Neng Didi? Kunaon kitu lari-lari segala??gak pake sendal lagi neng?"
"Masya Allah...lupa, Bi.Bisma ada?" Tanyaku dengan nafas masih terengah-engah.
"Neng gak tau? Cep Bisma kan pergi ke Jakarta..ada lomba dens eh..naon ngaranna teh..dense..apa tuh..nari neng..."
"Dance, Bi..." Jawabku.
"Nah..eta..dance ya neng?"
"Iya. Kok Bisma gak bilang-bilang ya?ya udah deh..makasih ya, Bi." Ucapku hendak pergi.
"Gak pake sendal neng?tuh sendal cep Bisma aja pake.." Saran Bi Surti sambil menunjuk sendal jepit Bisma di dalam pagar rumahnya.
"Hehe..iya..pinjem ya, Bi"
Aku langsung pulang setelah mengambil sendal jepit Bisma.
* * *
Sudah 5 hari Bisma berada di Jakarta. Setiap ku telepon, hpnya selalu tak diangkat. Dia hanya sms, itu pun hanya sesekali. Dia bilang dia sedang sibuk sekali, karena kemenangannya di kompetisi dance kemarin membuatnya harus mengikuti karantina di Jakarta selama sebulan bersama para pemenang dance yang lain. "Di..tuh udah dijemput." Bunda memanggilku dari halaman depan rumah.
"Iya Bun..............suruh Bisma tunggu..." Sahutku.
Sebelum aku sampai depan pintu, Bunda sudah menghampiriku.
"Bukan Bisma...itu Rangga." Kata Bunda.
Ya ampun. Aku benar-benar lupa Bisma sedang pergi. Sejak bertemu Rangga di Mall waktu itu, kami jadi dekat, Rangga yang kini sering menjemputku dan mengantarku pulang dari kampus setiap harinya. Aku memasuki mobilnya.Hmm..mobilnya Rangga wangi banget.
"Pagi..." Sapa Rangga.
"Hei.." Balasku datar.
Entah kenapa, hari ini aku sedang malas dengan Rangga. Sepanjang perjalanan Rangga mencoba untuk membuatku tertawa dengan leluconnya, tapi tetap saja lelucon Rangga tak selucu lelucon-lelucon Bisma. Bisma lagi apa ya?Sepi banget gak ada dia...kangen naik motor bareng dia, terlambat ke kampus bareng, datang kepagian bareng, makan es krim bareng, makan cuankie sambil jongkok bareng..haha..inget banget tuh waktu makan sambil jongkok itu..dia...
"Ya kan, Di?Di..DIDI.."
"Eh..haha..iya, Ma?"
"Ma?Bisma ya?"
Uppss......salah manggil, aku merasa sedang bersama Bisma, padahal aku masih di mobil bersama Rangga.
"Aku lagi cerita panjang lebar, taunya kamu malah lagi mikirin Bisma.Huufftp..." Rangga cemberut.
"Ya ampun..maaf banget, Ngga. Gak tahu kenapa..aku kangen banget sama Bisma. Dia yang biasanya selalu ada di samping aku..dia.."
Tiba-tiba air mataku menetes begitu saja. Entah kenapa, ada rasa rindu yang sangat besar yang sangat menyesakkan dada. Rangga yang menyadari aku sedang menangis langsung menghentikan mobilnya dan meminjamkan dadanya untuk kujadikan sandaran. Disitu aku sudah tak bisa menahan tangis lagi, aku pun menangis sejadi-jadinya di pelukan Rangga.
* * *
Hari ini aku janjian dengan Rangga. Dia berniat mentraktirku makan malam. Tapi kali ini ia tak menjemputku, aku disuruh datang sendirian ke Season Cafe yang letaknya tak jauh dari kampus kami.Sesampainya disana aku tak menemui Rangga, sepertinya dia belum datang.
Di kejauhan ku lihat Rangga sedang berjalan menuju tempatku duduk, ia bersama seseorang yang memakai topi. Rangga sama siapa ya? Katanya kita mau makan malam berdua, tapi kok dia malah mengajak orang lain.
"Hai..udah lama ya?" Sapa Rangga.
"Enggak kok..itu?"
Aku masih bingung dengan laki-laki yang bersama Rangga tadi. Sekarang dia bersembunyi di belakang Rangga, seakan-akan tak ingin aku melihatnya.
"Surprise....."
Laki-laki tersebut keluar dari persembunyiannya, membuka topinya dan tertawa dengan lebarnya.
"Bisma??"
Aku kaget sekali, aku tak bisa menahan lagi. Aku langsung memeluk Bisma dengan eratnya.
"Loe kenapa pergi, Ma?Gue gak bisa hidup tanpa loe...gue butuh loe..huhu" Tangisku dalam pelukan Bisma.
"Haha...baru juga gue tinggal sehari,haha" Ucap Bisma.
"Uh..sehari darimana?seminggu tau!!" Aku memukul lengan Bisma.
"Haha..aduh..sakit tau. Rangga gimana?"
Bisma mengingatkanku kalau sedari tadi Rangga berdiri memperhatikan kami. Aku gak peduli, yang sekarang ada di pikiranku hanya Bisma dan hanya memeluk Bisma yang ingin aku lakukan sekarang.
"Katanya naksir berat sama Rangga..hihihi" Bisik Bisma masih terus dalam pelukanku.
Hmmm....aku memang naksir berat sama Rangga, tapi aku lebih mencintai Bisma. Aku gak bisa hidup tanpa Bisma. Aku sangat membutuhkan Bisma.
"Engga. Gue sayang sama loe, Ma. I Need you...I Love you..I Heart You."
"Haha.gue juga sayang sama loe, Di."
Rangga yang mendengarkan kami dari tadi hanya tersenyum dan semoga saja dia ikut bahagia melihat aku dan Bisma bahagia. Maaf ya Rangga...
Di kejauhan ku lihat Rangga sedang berjalan menuju tempatku duduk, ia bersama seseorang yang memakai topi. Rangga sama siapa ya? Katanya kita mau makan malam berdua, tapi kok dia malah mengajak orang lain.
"Hai..udah lama ya?" Sapa Rangga.
"Enggak kok..itu?"
Aku masih bingung dengan laki-laki yang bersama Rangga tadi. Sekarang dia bersembunyi di belakang Rangga, seakan-akan tak ingin aku melihatnya.
"Surprise....."
Laki-laki tersebut keluar dari persembunyiannya, membuka topinya dan tertawa dengan lebarnya.
"Bisma??"
Aku kaget sekali, aku tak bisa menahan lagi. Aku langsung memeluk Bisma dengan eratnya.
"Loe kenapa pergi, Ma?Gue gak bisa hidup tanpa loe...gue butuh loe..huhu" Tangisku dalam pelukan Bisma.
"Haha...baru juga gue tinggal sehari,haha" Ucap Bisma.
"Uh..sehari darimana?seminggu tau!!" Aku memukul lengan Bisma.
"Haha..aduh..sakit tau. Rangga gimana?"
Bisma mengingatkanku kalau sedari tadi Rangga berdiri memperhatikan kami. Aku gak peduli, yang sekarang ada di pikiranku hanya Bisma dan hanya memeluk Bisma yang ingin aku lakukan sekarang.
"Katanya naksir berat sama Rangga..hihihi" Bisik Bisma masih terus dalam pelukanku.
Hmmm....aku memang naksir berat sama Rangga, tapi aku lebih mencintai Bisma. Aku gak bisa hidup tanpa Bisma. Aku sangat membutuhkan Bisma.
"Engga. Gue sayang sama loe, Ma. I Need you...I Love you..I Heart You."
"Haha.gue juga sayang sama loe, Di."
Rangga yang mendengarkan kami dari tadi hanya tersenyum dan semoga saja dia ikut bahagia melihat aku dan Bisma bahagia. Maaf ya Rangga...
Herdiana Novrianti
@herdiananov
Bina Sarana Informatika Bogor
Bogor, Jawa Barat
Rangga koq dicuekinn.. higs,,higs,, tapi Rangga yang bakalan jadi pemeran utama d'cerpen aq.. cerpennya kerreeeen,, ngga ngada2 banget,, seruu,, lucu,, @fitry
BalasHapus@fitry ditunggu cerpennya
BalasHapus@fitry: Hehe..Thank's ya....Iya nih, untuk cerita yg ini Rangga aku cuekin dulu, mudah2an sih Rangga gak marah aku cuekin gitu,,hihi :P
BalasHapusy kak rangga jgn d cuekin gt dong
BalasHapusenk gitu sii Didid xD
BalasHapus*didi
BalasHapusyahh... rangga buat aku ajaaa wkwk
BalasHapuspsstt ::i love you'r story dear !happy go lucky :DD
BalasHapusco cweet..
BalasHapusKAcIannnnnN!!!!:)
BalasHapuskasina tuh rangganya cuma liatin doang
BalasHapus^_^ NADYA ^_^