#3 : ‘The Liar’ (Pembohong)

SINOPSIS:
Rafael kesal pada Putri yang sudah menyita waktu Morgan sehingga Morgan seolah melupakan SMASH. Rafael lalu tak sengaja menyakiti Putri di hadapan Morgan. Morgan tak terima dengan perlakuan kasar Rafael sehingga mau tak mau ia menonjok Rafael. Morgan dan Rafael pun bertengkar di depan umum. Beberapa Wartawan yang kebetulan melihat kejadian ini menjadikan pertengkaran Rafael dan Morgan sebagai gossip hangat. Perkelahian itu memicu emosi Rafael hingga ia meminta Dani (Ervan Naro), manager SMASH untuk mengeluarkan Morgan dari SMASH. Namun Bisma mencoba bicara dengan Rafael agar dia tidak mengambil keputusan secepat itu.
Berita perkelahian antara Rafael dan Morgan sampai ke telinga orang tua keduanya. Revalina Rusdiantoro (Aline Adita), Mama Rafael memperingatkan Rafael agar segera menetralisir masalahnya dengan Morgan agar tidak mencoreng nama Rusdiantoro. Sedangkan di pihak orang tua Morgan, Siska (Femmy Permatasari), ibu Tiri Morgan selalu mencari-cari kesalahan Morgan di setiap tindakannya. Danar (Ferry Salim), ayah Morgan, malah terkesan tak peduli dan hanya mengikuti kata-kata istrinya. Morgan yang tak terlalu suka dengan ibu tirinya pun mengambil sikap untuk tidak menghiraukan peringatan mereka yang tak ingin Morgan bikin malu keluarga.
Putri sendiri dikejar-kejar wartawan terkait masalah pertengkaran Morgan dan Rafael. Untuk mengalihkan pemberitaan tersebut, Morgan akhirnya bilang ke wartawan kalau Putri adalah pacarnya sehingga kini para wartawan punya pembahasan baru soal hubungan Morgan dengan Putri. Putri malah makin diburu wartawan.
Putri: Kenapa jadi kayak gini sih? Sama aja gue keluar dari kandang singa, trus gue masuk lagi ke kandang buaya.
Hal ini malah membuat Rafael makin emosi dan lebih cepat marah. Ia bahkan membentak Zee saat Zee bicara soal hubungan Morgan dan Putri. Zee yang tersinggung membalas kekesalannya pada Putri. Dengan sengaja Zee membuang buku The Old Man and The Sea yang sedang dipegang oleh Putri ke dalam kolam. Saat Putri hendak mengambil buku tersebut, Zee langsung mendorong Putri hingga Putri tercebur ke dalam kolam tersebut.
Putri akhirnya memutuskan membuang buku The Old Man and The Sea yang sudah basah kuyub. Saat membuangnya, Putri mengucapkan selamat tinggal pada Rafael. Dan hal ini didengar langsung oleh Rafael yang kebetulan lewat.
Entah kenapa kalimat Putri tadi membuat Rafael mulai memikirkan Putri kembali. Saat Rafael berenang, ia tak henti-hentinya memikirkan Putri. Bahkan ia merasa bersalah terhadap Putri.
Rafael: Apa mungkin selama ini gue terlalu jahat sama dia?! Haduh… kenapa gue mesti mikir dia sih?! Ngga bener nih!
Siska yang tau pemberitaan Morgan yang pacaran dengan perempuan biasa seperti Putri, mengadukan hal tersebut pada Danar. Namun Morgan malah bersikap membangkang seolah tak mau dengar peringatan mereka. Bahkan dia bersikap tidak sopan dengan bicara dengan ibu tirinya dengan bahasa ‘lo/gue’. Danar pun marah pada Morgan dan  menyuruh Morgan agar membiasakan diri menganggap Siska sebagai ibunya sendiri. Tapi Morgan tak mengacuhkan kata-kata ayahnya.
Morgan yang kesal dengan peringatan ayahnya yang tak memperbolehkan dia pacaran dengan perempuan biasa, malah memutuskan untuk menjalin hubungan serius dengan Putri. Namun saat ia menyatakan hal tersebut, Putri malah pingsan karena saat itu ia sedang sakit. Morgan lalu membawa Putri ke UKS.
Rafael yang mendengar Putri masuk UKS tiba-tiba merasa cemas dengan keadaan Putri. Diam-diam ia menjenguk Putri saat tidak ada siapapun di sana. Namun Morgan memergokinya. Putri pun terbangun dan ia terkejut melihat Rafael ada di sana. Rafael gengsi mengakui kalau dia datang untuk menjenguk Putri. Dia pun menyangkalnya sambil bicara seolah Putri bukan orang yang penting untuk dikhawatirkan. Putri tersinggung dan menuduh Rafael cemburu padanya yang mulai dekat dengan Morgan. Putri pun bilang kalau dia lebih memiih Morgan karena baginya Morgan lebih tulus dan jujur. Mendengar hal ini Rafael panas. Ia pun membongkar kebusukan Morgan di depan Putri.

________________________________________________________________________


Morgan : Kalau kalian penasaran dengan gadis di samping saya, namanya Putri, dia pacar saya."

Rafael : "Gue pengen lo kluarin Morgan dari SMASH !"

Mama.Morgan : " Karna kamu keluarga Rusdiantoro, kamu tidak pantas pacaran dengan perempuan  yang biasa-biasa saja dan tidak jelas asal-usulnya !!"
Morgan : "Lo nggak punya hak untuk ngatur-ngatur gue"

Rafael: Asal lo tau Put, gara-gara dia taruhan ini tuh ada. Morgan nantangin gue untuk naklukin lo. Dan dia mempertaruhkan mobilnya buat taruhan ini. 




Cuplikan eps.#3


Part #1

Part #2

Part #3

Part #4

Part #5

#2 : ‘The Savior’ (Penyelamat Hati)

Morgan & Putri: "Segala sesuatu yang ada padanya telah tampak sangat tua kecuali matanya."

Putri : "Inget lo semua! Suatu hari nanti, keadaan ini akan berbalik! Dan lo semua akan dipermalukan di depan gue!"
 
SINOPSIS
Setelah malam inagurasi, Putri bertanya pada Morgan dari mana Morgan mendapat buku The Old Man and The Sea. Morgan berbohong kalauRafael tak sengaja meninggalkan buku itu di kelas. Putri sangat kecewa karena ternyata Rafael sudah punya niat jahat dari awal. Dia pun memutuskan hendak membuang buku tersebut. Namun Morgan bilang sayang kalau buku itu dibuang. Dari sini Putri tau kalau Morgan punya kegemaran yang sama dengannya yaitu membaca novel.
Pagi harinya, anak-anak SMASH merayakan kemenangan Rafael. Namun Rafael tak sedikit pun terlihat senang. Ia malah mencari Morgan yang tidak ikut berkumpul dengan mereka saat itu. Anak-anak SMASH mengira kalau Morgan ngambek karena mobilnya kini menjadi milik Rafael. Sementara itu, Putri yang berangkat sekolah diantar ayahnya mengalami mogok di jalan. Kebetulan Morgan lewat dan akhirnya Putri diantar Morgan ke sekolah.
Saat Putri sudah masuk ke dalam sekolahan, Morgan lalu bertemu dengan Rafael. Rafael mengembalikan kunci mobil Morgan. Rafael bilang kalau dia tidak butuh mobil itu karena baginya sudah cukup untuk membuktikan pada anak-anak SMASH kalau dia mampu menaklukkan hati Putri. Morgan tak mau menerima lagi mobil itu karena ia merasa mobil itu sudah bukan miliknya lagi. Maka dengan asal Morgan memberikan mobilnya kepada seorang siswa yang kebetulan lewat. Siswa itu sangat senang karena ia mendapat mobil dari Morgan.
Saat istirahat, Putri makan dengan bekalnya sendiri. Guntur yang hendak menemani Putri makan malah mendapat masalah dengan Zee. Ia tak sengaja menumpahkan minumannya ke baju Zee. Zee marah, apalagi saat Guntur mencoba membersihkan baju Zee. Zee malah menuduh Guntur mau cari kesempatan dalam kesempitan. Putri lalu membela Guntur dan meminta Zee untuk tidak berpikiran negatif pada Guntur. Zee yang kesal malah menumpahkan bekal makanan Putri. Alhasil Putri tidak jadi makan siang.
Saat pelajaran, Putri merasa  mengantuk karena lapar. Ia pun tertidur di kelas. Ibu Guru lalu menegur Putri dan menghukum Putri untuk berdiri di luar kelas. Saat di hukum, anak-anak SMASH kebetulan lewat. Putri habis di olok-olok oleh mereka. Putri yang kesal akhirnya mengancam anak-anak SMASH.
“Inget lo semua! Suatu saat nanti, keadaan akan berbalik. Dan lo semua yang akan di permalukan di depan gue”
Namun anak-anak SMASH tak mengacuhkan peringatan Putri tersebut.
Putri yang kelaparan akhirnya mencari jajanan di luar sekolah karena makanan di kantin sekolahnya mahal-mahal. Namun Putri tak menemukan satu jajanan pun di sana. Morgan yang tau Putri kelaparan akhirnya mengajak Putri untuk makan di restauran miliknya. Sayangnya makanan di restauran itu tidak cocok dengan selera Putri. Apalagi Putri sangat kesusahan saat makan Escargot yang dihidangkan restauran itu. Karena putus asa dengan makanannya, akhirnya Putri mengajak Morgan untuk makan di tempat yang biasa saja.
Akhirnya Putri dan Morgan makan di sebuah warung. Putri makan dengan lahapnya. Morgan hanya memperhatikan Putri. Namun entah kenapa Putri tak berhenti memikirkan Rafael. Bahkan ia selalu membandingkan Morgan dengan Rafael dalam pikirannya.
Putri dan Morgan akhirnya semakin dekat. Mereka sering pergi jalan-jalan bersama, terutama mengunjungi toko buku. Dan hal ini membuat Morgan jarang berkumpul lagi dengan anak-anak SMASH. Rafael pun mencium sesuatu yang tidak beres dengan Morgan.
“Lo pada ngerasa aneh ngga sih bekalangan ini sama Morgan?! Coba lo bayangin, tiap latihan ngga pernah dateng. Diajak jalan juga ngga bisa. Sebenarnya ada apa sih sama si Morgan?”
Apalagi saat Rafael menelfon Morgan, ia mendengar suara Putri.  Dari sini Rafael mulai curiga dan akhirnya ia pun mencari Morgan ke toko buku langganan Morgan. Saat mencari keberadaan Morgan di sana, Morgan yang kebetulan memang sedang bersama Putri selalu bersimpangan dengan Rafael sehingga mereka tak bertemu. Namun pada akhirnya Morgan dan Putri ketahuan juga oleh Rafael.



 PART 1/5



PART 2/5


 PART 3/5


PART 4/5


PART 5/5


 

#1 : ‘I Dare You’ (Tantangan)

Bisma: Gimana kalo lo aja Raf yang pacarin dia?! Kalo lo yang pacarin dia kan, seluruh In-do-ne-sia bakal heboh tuh… Hits man! I dare you Raf, I dare you…




SINOPSIS:
Cerita di awali saat Putri dalam perjalanan ke sekolah dengan diantar oleh ayahnya yang seorang tukang pos. Saat di lampu merah, tiba-tiba ayah Putri dilempar dengan kaleng minuman kosong oleh seseorang yang ada dalam mobil di sebelahnya. Putri tak terima dan ia mencoba bicara pada orang yang melempar kaleng kosong tersebut. Ternyata orang itu adalah Rafael, cowok kaya yang sombong yang merasa tak bersalah dengan apa yang diperbuatnya. Kontan Putri protes dan meminta Rafael untuk minta maaf. Namun karena lampu keburu hijau, akhirnya Putri pun tak berhasil menyuruh Rafael minta maaf. 
 
Saat Putri mengikuti ospek, tiba-tiba sekelompok cowok-cowok keren yang dikenal sebagai SM*SH datang dan mensabotase acara tersebut. Putri terkejut melihat Rafael yang ternyata adalah leader dari SM*SH. Guntur, teman baru Putri menjelaskan kalau SM*SH adalah boyband yang lagi naik daun sekaligus pemilik dari sekolah mereka. Putri tak pernah tau apa-a[a soal SM*SH. Putri dan Guntur asik pun asik bercanda soal nama SM*SH ditengah Rafael yang sedang bicara pada anak baru. Rafael akhirnya menegur Putri dan Guntur sehingga keduanya mendapat hukuman.

Saat dihukum, Putri pun protes dengan tindakan Rafael yang sok senioritas terhadap juniornya. Rafael pun kesal pada Putri. Zee lalu bilang ke Rafael kalau Putri adalah murid yang mendapat beasiswa untuk sekolah di sana. Rafael pun mengolok-olok Putri dan meminta Putri untuk tidak macam-macam dengannya.

Saat pulang sekolah, Putri yang kesal terhadap anak-anak SM*SH malah melihat gambar SM*SH ada di mana-mana. Di dalam bajaj, di tembok jalanan, di majalah, di TV, bahkan ibu Putri pun menunjukkan kaosnya yang baru yang bergambar SM*SH. Hal ini membuat Putri makin kesal terhadap SM*SH.
Kekesalan Rafael juga terbawa sampai rumah. Ia bahkan memecat 3 pelayan di rumahnya hanya karena bad mood akibat Putri. Saat berkumpul dengan anggota SM*SH yang lain, Rafael menyatakan kalau ia ingin memberi pelajaran pada Putri. Namun Bisma dan anak SM*SH lainnya malah menantang Rafael untuk memacari Putri. Rafael tadinya menolak. Namun karena Morgan menganggapnya pengecut, Rafael akhirnya menerima tantangan itu dengan mempertaruhkan mobilnya. 

Segala usaha dilakukan Rafael untuk menarik perhatian Putri demi memenangkan tantangan tersebut. Dari yang minta maaf terang-terangan, sampai memberi perhatian yang berlebih. Namun tampaknya Putri susah sekali untuk ditaklukkan. Rafael pantang menyerah. Hingga pada saat Putri digoda beberapa preman di jalan, Rafael pun datang untuk menyelamatkan Putri hingga ia rela dipukuli preman-preman tersebut. Putri kasihan pada Rafael dan akhirnya memaafkan Rafael. Mereka pun sepakat menjadi teman. Sayangnya Putri tak tau kalau preman-preman tersebut adalah suruhan Rafael.

Kedekatan Putri dan Rafael makin intens, apalagi Rafael berani membela Putri saat Putri sedang dilabrak oleh Zee. Rafael bahkan bersedia mengantar Putri yang hendak pergi ke toko buku.
Saat di toko buku, tak sengaja Rafael sedang memegang buku The Old Man and The Sea karya Ernest Hemingway yang kebetulan buku favorite Putri. Rafael mengaku kalau dia juga suka dengan buku tersebut demi membuat Putri terkesan. Saat hendak pulang, tiba-tiba Rafael mengajak Putri untuk makan malam. Putri tersanjung dan akhirnya ia menerima tawaran tersebut.  Anak-anak SM*SH yang mengetahui hal ini menduga kalau Rafael kemungkinan bakal menang dalam taruhan tersebut. Morgan pun terancam kalah.

Hingga saat makan malam tiba, sebelum mereka berangkat, Putri memberi buku The Old Man and The Sea pada Rafael. Namun tanpa sepengetahuan Putri, buku itu dibuang begitu saja oleh Rafael. Diam-diam seseorang memungut buku itu dari tong sampah. Rafael lalu memberi Putri sebuah gaun dan meminta Putri untuk mengenakannya saat malam inagurasi nanti. Dan setelah itu, Rafael pun menyatakan cintanya dengan memberi kejutan bertuliskan I Heart You di dinding tempat makan malam mereka. Putri pun berbunga-bunga.

Saat malam inagurasi, setelah SM*SH tampil dengan lagu andalan mereka ‘I Heart You’, lalu giliran Putri yang tampil untuk bernyanyi di panggung. Lagu itu ia persembahkan untuk kekasihnya yaitu Rafael. Setelah Putri menyanyikan ‘Tentang Kamu’ dari Bungan Citra Lestari, tiba-tiba Putri melihat Bisma yang menyerahkan kunci mobil pada Rafael. Putri bingung. Zee lalu datang dan memberi tau Putri kalau sebenarnya Rafael cuma main-main terhadap cinta Putri. Putri hanya dijadikan bahan taruhan oleh anak-anak SM*SH. Mendengar hal ini Putri kecewa dan segera pergi meninggalkan pesta.

Putri menangis di sebuah taman air mancur dan menyesali kebodohannya untuk mempercayai Rafael begitu saja. Namun tiba-tiba seseorang datang memberikan buku The Old Man and The Sea yang pernah dibuang Rafael. Ternyata orang itu adalah Morgan. 


 PART 1/5

PART 2/5

PART 3/5
  
PART 4/5

PART 5/5

You're The First and The Last


ngeengg ngeengg ngeengg... bruak! "adooooooohhhhhhh!!!" teriak Reza sambil ngelus-elus perutnya. "sialan! apaan nih yang nubruk perut gue?" tanyanya sambil ngambil pesawat remote control yang jatuh di deket kakinya.
"loh? kena ya kak? huehehe maaf-maaf ngga sengaja" sapa Ilham yang kayaknya habis lari-lari. secara dia ngomongnya sambil ngos-ngosan gitu. Reza ngeliatin adeknya dari atas sampe bawah, dari bawah keatas lagi. dari ujung rambut sampe ujung kuku kaki, dari ujung kaki sampe ujung rambut. ups, ada remote control di tangannya Ilham.
"ini pesawat yang mainin elo? nggak salah??" tanya Reza sambil nunjuk tangannya Ilham.
"hah? eh?!" Ilham ngeliat tangannya dan ngumpetin tuh tangan ke belakang. "anak muda, bicara apa kau ini" katanya ke Reza sambil menepuk-nepuk bahunya pake tangan yang satunya.
"anak muda anak muda. elo tuh balita! sini remote controlnya! nggak banget Ham, masa udah SMA masih main yang beginian?? BBM dong Ham! twitter!"
"hah? BBM? serius kakak main sama Bahan Bakar Minyak? ngeri kak! kena api gosong loh!" kata Ilham mejengin muka 'innocent'. Reza cuma geleng-geleng kepala. terus pergi gitu aja. 

"kak! mau kemance? udah jam empat nih! ayuk capcus yuk" Reza menoleh ke arah adeknya yang becandaan tapi jayus. dia cuma menengadahkan kepala tanda 'ngapain?'. "kumpul banci! interview lah! kemaren kan udah ada management yang mau nge-interview kita! kumpul di basecamp jam 6, terus manggung di SMA 1003" kata Ilham antusias. 
"he? SMA 1003? kayak lelang tahu di pasar deh Ham. yaudah, lo siap-siap gih. tiga puluh menit lagi gue tunggu di depan. kalo ngga, gue tinggal" kata Reza sambil naik ke kamarnya. langsung deh si Ilham ngeloyor ke kamar. 'kayaknya si Ilham bakal lama buat milih celana nih...' fikir Reza dalam hati. wkwkwk *damai ya damai ya damai ya*
30 menit udah lewat. Reza udah siap dengan mobilnya di depan garasi. tinggal nunggu adeknya yang belum juga keluar. ngga lama, Ilham keluar. bawa tas gedeeeeeeee banget! dan keliatannya berat. 'hmm... mungkin ini celana cadangan' fikir Reza lagi. dan tiba-tiba adeknya bilang,
"kak, aku bawa tas gede, aku masukin bagasi ya. isinya cuma celana kok hehe" gubrak! bener deh dugaan gue -_- dan mereka jalan ke basecamp.
***
jam setengah enam sore, mereka udah sampe di basecamp. udah ada Dicky, Morgan, Bisma, Rafael. Rangganya mana? ooh, masih main sama Tinkerbell kali ya? atau lagi cari pendamping hidup buat Bento? entahlah pengarang juga gatau. Reza ngelirik ke kanan, ada sekumpulan cewek-cewek cantik. dan dia sedikit meninggikan lehernya, nyari sesuatu. merasa diliatin, seorang cewek dari kumpulan itu menoleh ke arah Reza dan tersenyum juga dada-dada (melambaikan tangan). Reza langsung senyum lega. tapi nggak untuk Ilham, dia merhatiin tingkah kakaknya. 'aneh deh' fikirnya. terus dia merhatiin cewek-cewek itu. 'hmmm... ada yang tinggi, putih, matanya bagus, pake dress gitu aduh cantiknye.. ada yang putih, tinggi juga, dari style-nya keliatannya cuek deh. cool! eh yang rada item manis itu, inner-beautynya keliatan banget. ngga jaim lagi. hmm, yang putih tinggi cantik tapi kalem itu juga imut deh. eh yang tadi dada-dada sama Reza yang mana ya? oh itu tuh yang rahangnya kotak. keliatannya cerewet deh ya... hm, siapa sih mereka? jangan-jangan..." BUK! tepukan (mungkin lebih tepat dibilang pukulan, atau sebuah hantaman (?)) mahadahsyat menyambar punggung Ilham.
"WADAW!! HEH SIAPA NIH MAIN PUKUL AJ..." bentakan Ilham terhenti ketika ngeliat cewek cantik dan mulus. putih. dia bawa kotak besar. baunya wangi lagi hmmm...
"Ham? lo ngga papa? hehe maap ye, terlalu keras ya gue naboknya?" suara cowok berpipi tembem mengacaukan konsentrasi Ilham. oh, itu Rangga. Ilham ngga peduli, kembali ngeliat cewek cantik didepannya. "hoy, cewek gue jangan diliatin sampe segitunya dong!" kata Rangga sambil megang pundak si cewek dan nyuruh dia duduk di kumpulan cewek-cewek cantik tadi, ngga lupa satu kecupan dari Rangga jatuh ke pipi si cewek.
"cewek lo Ngga?" tanya Ilham setengah melongo setelah ngeliat adegan mesra yang bikin FLY semua cewek yang ngefans sama Rangga.
"lo ngga denger tadi gue ngomong apaan? yaelah.. Za, adek lo sakit ya??" tanya Rangga setengah aneh

"kagak, emang gitu. sering nge-hang aja" jawab Reza sambil nyomot pizza yang udah tersedia di meja. dengan seenaknya dia nyama-nyamain Ilham sama komputer jadul yang sukanya nge-hang alias macet.
"ih apaan sih, sirik aja" balas Ilham. "tunggu, berarti mereka semua.. ehm.. p-pacar kalian?" tanya Ilham setengah ragu.
"elo baru nyadar??" teriak Bisma yang kayaknya shock ngeliat Ilham yang hari ini lagi lemot-lemotnya. "aduh, Za, periksain adek lo secepatnya deh. kalo sampe stadium akhir, gue ngga nanggung"
"eh sialan lo Bis!" bentak Ilham ngga terima. "kalo emang mereka pacar kalian, seenggaknya kenalin dong ke gue! mana ada orang yang tau kalo mereka pacar kalian kalo tempat duduknya aja kepisah!"
"jangan gidu dong dek Ilham sayang, kakak-kakak ngelakuin ini biar dedek engga buyar mikirin cewek teyussss" goda Rafael sambil ngelus dagunya Ilham. hoahaha -o- "sini sini, gue kenalin. ini Rere, cewek gue" Rafael narik tangan cewek yang menurut Ilham tadi kalem. ooh, itu namanya Rere..
"kalo ini, Vanya. mine" kata Morgan yang duduk di samping cewek bermata indah itu.
"Devina, cewek gue" kata Bisma sambil ngegandeng tangan cewek cuek. si cewek cuek nyapa Ilham sambil senyum. 'OUCH! senyumnyaaaaaaa aduh aduh aduh ngga nguatin hati!' fikir Ilham
"ini, Chiki, hehehe" kata Dicky senyam-senyum sendiri sambil duduk disebelah ceweknya. oh, jadi cewek item manis itu namanya Chiki...
"seperti kata gue tadi, ini cewek gue. namanya Teta." kata Rangga
"kalo ini..." baru mau Reza ngelanjutin kata-katanya, adeknya udah nyolot...
"gue tau! dia Lia kan? temen lo yang dulu pernah kerumah kan? ngaku lo kak!"
"yayaya, kali ini elo bener. tapi sekarang bukan temen, hehehe" kata Reza sambil ngerangkul pundak Lia. Ilham ngerasa iri ngeliat semua personel SM*SH udah punya pacar. cuma dia yang j-o-m-b-l-o. 'oh! betapa tidak adilnya dunia! terakhir gue pacaran, itupun gue diduain! kalo ada yang naksir gue pun, cewek-cewek itu bukan tipe gue sama sekali! God! kirimin gue berkah buat ngegaet cewek cantik kayak tempatnya Morgan, manis kayak tempatnya Dicky, cuek kayak tempatnya Bisma, kalem kayak tempatnya Rafael.. sempurna kayak tempatnya Rangga! gue ngga berani buat ngedapetin cewek kayak tempat Kak Reza. ntar kalo dia kepincut gimana...' konflik batin terjadi di hatinya Ilham.
"tidaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkk!!!!!" tiba-tiba Ilham teriak histeris. semua mata tertuju padanya. "apa kalian liat-liat? tinggalin gue sendiri! gue hamilll! eh salah, gue lagi labilll!" teriak Ilham -___- ngga lama, sang wartawan dateng dan interview dimulai..

done interview, SM*SH langsung capcus ke SMA 1003. otomatis, di mobilnya Ilham ada Ilham - Reza - Lia. dan yah, tau sendirilah, Ilham dicongekin. haha, siaan deh. mana dia diusir dari kursi depan lagi! otomatis, Reza sama Lia di depan dua-duaan. ups, lagu I Heart You tiba-tiba mengalun di mobil menemani mereka perjalanan ke SMA1003. 
taukah kamu saat kita pertama jumpa, hatiku berkata padamu ada yang berbeda...
taukah sejak kita sering jalan bersama, tiap jam menit detik ku hanya ingin bedua
'oh sial! gue seneng sih kalo lagu kita diputer. tapi, ngga saat-saat kayak gini juga kali!' damprat Ilham. denger lagu itu, Reza sama Lia makin merapatkan genggaman tangan. dan itu, bikin Ilham nyesek secara sadar-nggak-sadar mengepalkan tangan dan bersandar dan cemberut dan manyun.

sampe di SMA 1003. Ilham masih bete. dia make-up untuk panggung. dan nyoba celana yang tadi dibawa. dia ngedance pake celana itu, satu-satu. takut ada yang cacat. dan, aman. para pacar nunggu di backstage. otomatis, backstage udah jadi kayak romantic room gitu.

yaudah, it's show time! SM*SH manggung. banyak anak cewek yang teriak-teriak manggil nama idolanya, termasuk para fansnya Ilham. disana, Ilham ngeliat salah satu cewek yang bukannya teriak-teriak, malah diemm aja di tempat. ya, walaupun nggak jauh-jauh dari panggung. si cewek ngeliatin Ilham sambil senyum. si Ilham ngebales senyum ala idola dan lanjut manggung.

sampai pada sesi tanya jawab, Ilham masih nyari-nyari tuh cewek. 'mana ya dia.. hmm hmm ah! ketemu' teriak Ilham dalam hati. si cewek lagi duduk di bawah pohon sama temen-temennya. mukanya pucat. rambutnya hitam lurus. bibirnya merah. kulitnya putih. Ilham langsung terpesona sama si cewek. apalagi rambutnya. tapi, kenapa mukanya pucat? ups, mata mereka bertemu pandang. satu sama lain ngga bisa membuang muka. masih bertatap-tatapan...

***
setelah manggung, diantara banyak fans, Ilham masih mencari cewek itu. entah kenapa, dia pengen banget ketemu tu cewek lagi. Ilham masih penasaran sama tu cewek. tapi, nggak ada. nggak ada sosok perempuan berambut hitam lurus berbibir merah yang tadi ditemuinya. percuma, fikirnya. sembari foto-foto sama fans-fansnya, Ilham melihat si cewek yang lagi berdesak-desakan. dia megang kamera. dibelakang ada temen-temennya yang berusaha ngebantu dia. sesekali dia jatuh, tapi bangkit lagi. 'dia hebat' fikir Ilham. nggak lama, si cewek tiba di depan Ilham..

"Hau, gue boleh minta foto bareng nggak?" kata si cewek setengah gugup

"oh, b-boleh aja. yuk mari" balas Ilham ngga kalah gugup. siapa sih yang nggak gugup kalo lawan bicaranya seorang cewek putih yang rambutnya hitam lebat dan berbibir merah? just like a snow white.. tapi, sebelum si cewek bisa berfoto bareng Ilham, tiba-tiba salah satu senior si cewek teriak..

"EH lo kemoceng! minggir lo! kelamaan tau ga!" bentak si senior

"eh, i-iya kak maaf, ak-aku bakal ce..." bruukk! belum sempat si cewek nyelesain omongannya, si cewek pingsan gitu aja. reflek, Ilham menopang tubuh si cewek pake tangannya sendiri.

"Ras! Laras! yaampun Laras!" salah seorang temennya tiba-tiba langsung berlari mendekati Ilham. 'oh, Laras namanya..' sempat-sempatnya Ilham mikir kayak gitu. masih bengong, Ilham ngga percaya kalo dia sedang menggendong cewek yang sedari tadi mengusik fikirannya. dan diam terpaku begitu saja. kerumunan cewek panik. begitu juga Bisma, Dicky, Reza, Rafael, Morgan dan Rangga. mereka bingung apa yang harus mereka lakukan. "Ham? Ham? Haam? Halooohhhh? ILHAM!" bentak temennya Laras mengagetkan si Ilham. "ini malah pada bengong panik nggak jelas. anterin ke rumah sakit dong!" perintah si cewek. 'busetdah.. ngga ada manis-manisnya sama sekali nih cewek. beda banget sama yang lagi gue gendong' batin Ilham.
sempet-sempetnya ngebatin kayak gitu -__-

"eh, i-iya iya gue bawa ke rumah sakit sekarang. Kak Reza, aku kerumah sakit nganter Laras ya!" pamit Ilham

"elu mau kerumah sakit naik apaan? ojek? dengan make-up kayak gitu? nih ambil!" balas Reza sambil ngelempar kunci mobil. eh ditangkep sama temennya Laras

"lah ntar kakak sama Lia naik apaan?" tanya Ilham. masih sempet-sempetnya tanya dan ternyata, temennya Laras udah murka stadium akhir gara-gara ke-lola-an Ilham

"gampang, gue nebeng Morgan biar elo ngga envy bolak-balik. sono gih! kasian tuan putri lo!" ledek Reza yang ternyata sadar adeknya envy gara-gara jomblo sendiri. langsung si Ilham lari sambil ngegendong Laras dan berangkat kerumah sakit sama temennya Laras. 

***

Laras bangun dari pingsannya. dia liat langit-langit yang dirasanya asing. 'dimana aku?' fikirnya. tiba-tiba pintu kamar rumah sakit terbuka. betapa kagetnya Laras mengetahui Ilham, sang idolanya, tiba-tiba masuk.

"eh, udah bangun?" sapa Ilham. spontan Laras langsung bangun dari tempat tidur rumah sakit. tapi badannya belum mampu untuk itu. Laras terjatuh tidur lagi. "aaaa, lo jangan terlalu banyak gerak dulu. dokter bilang lo anemia. oke? tidur dulu gih" lanjut Ilham. dan Laras langsung membenahi posisinya,

"gue.. dimana? elo.. elo siapa?" tanya Laras setengah ngga percaya kalo yang didepannya itu Ilham Fauzie, seorang personel SM*SH. "gue.. kok gue bisa ada disini?"

"di rumah sakit, gue ilham. masa lo ngga tau sih? jelas-jelas gue famous gini" jawab Ilham bangga. "tadi elo pingsan waktu ngajak foto gue. lo kesini gue anter sama temen lo. siapa namanya? Nana ya?" tanya Ilham untuk meyakinkan. tadi di perjalanan ke rumah sakit, Ilham sempat kenalan sama Nana. nggak heran si Ilham bisa tau namanya. "lo Laras kan? tadi Nana teriak2 manggil nama lo waktu lo pingsan. kenalan sekali lagi yuk biar resmi? gue Ilham" Ilham mengulurkan tangannya. pertanda ngajak kenalan

"Laras" balas Laras sambil tersenyum malu. senyumnya bikin Ilham cair mendadak. Ilham nggak ngelepas jabat tangannya. masih tersepona sama adegan yang barusan sampai..

"TANGANNYA LEPAS BISA DOOONGGG" sindir seseorang dari arah pintu. Ilham sama Laras langsung nengok. oh, Nana. Nana berdiri bersandar di pintu. memancarkan pandangan 'buas' ke Ilham. spontan Ilham langsung melepaskan tangannya yang tadi menjabat tangan Laras yang lembut. "dasar, ditinggal bentar aja langsung meluncurkan serangan. apalagi kalo ditinggal seharian"

"maksud lo apa ngomong kayak gitu?" kata Ilham. sedikit emosi

"eh lo biasa aja dong! gue kesini cuma mau ngeliat keadaannya Laras doang! sama sekalian tuh, boy-band lo nunggu diluar!" balas Nana nggak kalah nyolot. diiringi tengokan Reza dari belakang Nana. terus Bisma dibawah kepala Reza. lanjut Rangga. Morgan. Dicky. Rafael. melihat itu, Ilham cuma bisa mengerutkan alis. Laras yang nggak tau harus ngapain mencoba angkat bicara

"udah Na, Ilham cuma ngajak gue kenalan. lagian nggak apa-apa kan, gue malah seneng diajak kenalan sama idola gue. lo tau kan gue ngefans banget sama Ilham. Ilham juga nggak punya maksud aneh kok ke gue. ayolah maafan.." Ilham tersenyum menang, Nana malah sebel. tapi gimana, Laras adalah sahabat yang paling Nana sayangin. mau nggak mau, Nana harus ngertiin apa maksud sahabatnya itu. di belakang Nana, masih ada Reza dan kawan kawan yang bikin formasi kayak 'menara kepala' gitudeh

"yaudah, gue ngerti Ras. gue cuma nggak mau kalo dia ngelakuin yang aneh-aneh ke elo aja. oya, buat enam-cowok-yang-bikin-menara-dibelakang-gue, gue persilahkan untuk ngomong" kata Nana. langsung deh Reza nyuruh adeknya balik

"Ras, gue balik dulu ya. lo disini dulu aja, sama Nana. lo masih perlu istirahat. jangan lupa makan, minum yang banyak. oya gue tadi udah nelfon ortu lo dari handphone lo, sori gue lancang tapi gue ngelakuin itu..."

"kelamaan! pulang sekarang!" bentak Nana. langsung deh Ilham ngacir. Laras cuma bisa ketawa. semua personel SM*SH beserta pacarnya pulang. Ilham udah siap hati buat nyesek selama jalan pulang. 'nggak apa' fikirnya 'kan tadi udah satu mobil sama Laras, hihihi'. masuk ke mobil, Ilham langsung ngeloyor duduk dibelakang. semua pulang...

***

"Ras, bukannya gue mau ngelarang elo. cuma kan.."

"Na, apa gue nggak boleh senang sebentar?"

"ya enggak gitu juga sih Ras, tapi..." ucapan Nana terhenti mendengar suara pintu kamar rumah sakit terbuka. oh, dokternya Laras masuk.

"nak Laras, gimana keadaan kamu? udah mendingan?" kata dokter lembut

"iya dok, udah mendingan. tadi dokter bilang ke Ilham?" tanya Laras

"enggak kok, dokter cuma bilang kamu amnesia. tenang aja, dokter tau kok dia idola kamu"

"oh, yaudah. makasih banyak ya dok" ucap Laras

"oya Ras, udah malem nih. gue pulang dulu ya, ntar ortu lo dateng kok. tenang aja, dadaa" pamit Nana memotong ucapan Laras dengan Dokter. di balik pintu, Nana menangis. Nana kasian sama Laras. sangat amat.

***

besoknya, di sekolah..

"Laras.. Laras.. Laras.." Ilham senyam senyum sendiri di pinggir lapangan basket keinget kejadian kemaren. "hei, gue udah manggil namanya tiga kali! kok dia nggak dateng? oh. ya. itu cuma di film horor. lagian, Laras kan manusia, bukan setan kayak temennya. siapa tuh namanya? Nana? ihh serem" omel Ilham sendirian. 

"siapa yang setan? gue?" kata seseorang mengagetkan Ilham. segera deh Ilham menoleh dan.. ups, Nana udah ada dibelakang. tapi, nggak pake muka garang. malah sedih. tapi, tunggu. kenapa Nana disini? sekolah mereka kan beda..

"lo kok disini? lo kan anak SMA 1003. ini kan SMA 2012. mana seragam lo beda lagi" tanya Ilham sambil celingak-celinguk. mencari sesuatu di dekat Nana

"gue mau ngomong sama lo. sekolah gue gurunya pada rapat. makanya pulang pagi" jawab Nana dingin

"oh, ngomong aja. gue lagi istirahat" jawab Ilham nggak meduliin Nana. masih celingukan

"eh Ham, gue mau ngomong serius! ini tentang Laras!" bentak Nana. Ilham langsung berhenti celingukan dan menatap mata Nana dalam-dalam. sambil menepuk-nepukkan tangannya ke samping bangku pertanda nyuruh Nana duduk, Ilham mencoba mendengarkan Nana

"nggak usah, gue cuma bentar" tolak Nana. "gue cuma mau bilang" Nana menarik nafas dalam-dalam. "Ham, gue tau lo itu seorang idola yang sangat sibuk. kalaupun sekarang lo duduk sendiri di lapangan basket sepi ini, gue tau lo cuma ngehindarin rombongan cewek-cewek yang minta foto sama elo. dan, gue minta lo untuk nggak berhubungan dengan LARAS" jegler! satu kalimat terakhir tadi bagaikan petir di celana bolong bagi Ilham. 

"apa hak lo ngelarang gue deket sama Laras? lagian berhubungan maksud lo apa? punya nomor handphonenya aja enggak!" sangkal Ilham

"boong. emang gue ngga tau kemaren habis lo nelfon ortunya Laras, lo catet nomornya Laras di handphone lo? gue tau Ham!" bentak Nana. "sini, handphone lo!"

"lo ngomong apaan sih Na? gue nggak ada nomernya dia woooy ah! nih, cari aja nama Laras disitu!" balas Ilham sambil ngelempar handphonenya. please deh, itu BB woy yang dilempar. bukan Bey*nd Berry tapi BlekBeri. pengarang juga mau -_- sambil sesekali melirik Nana yang lagi meriksa satu-satu nama yang ada di contactsnya, Ilham masih bingung. emang ada apa sih sama Laras? sampe Nana segitunya ngelarang Ilham buat deket sama Laras?

"nih. lo bener. nggak ada nomer Laras di situ. yaudah, gue cabut dulu. tapi tetep, jangan sekali-kali lo coba deketin Laras. please Ham. jangan. udah ya, gue nggak enak sama fans-fans lo di sini" pinta Nana sekali lagi. menyadari bahwa mereka udah mulai diliatin anak-anak SMA 2012,  Nana ngeloyor pergi.

Ilham langsung sibuk dengan handphonenya. dia ngecheck bagian "save messages". 'Lucky' bisiknya dalam hati. sebenernya, Ilham emang nyimpen nomernya Laras. tapi nggak di phonebook. makanya tadi dia berani ngasih handphonenya ke Nana. dan, bel bunyi. Ilham buru-buru masuk kelas. sepanjang jalan kenangan, Ilham slalu bergandeng tangan...ups oke salah.  sepanjang jalan ke kelas, Ilham slalu ditanya-tanya sama anak-anak cewek tentang Nana. siapa dia, kenapa seragamnya beda, kenapa duduk di samping Ilham, sampai pada satu pertanyaan: "PACAR LO YA HAM?" dan Ilham berhenti berjalan, dan berbalik pada rombongan anak-anak yang membuntutinya. 

"oke guys, gue Ilham Fauzie mau kasih pernyataan kalo cewek yang tadi itu BUKAN PACAR GUE. dia Nana, anak SMA 1003 yang kemaren gue manggung disana. dia kesini cuma mau nganterin barang gue yang ketinggalan di backstage, kebetulan dia panitianya. oke?" kata Ilham setengah berbohong. jujur tentang identitas Nana dan bohong tentang alasan Nana ada di samping Ilham. masalah si Nana jadi buah bibir SMA 2012 untuk waktu yang cukup lama

pulang sekolah, Ilham sama Reza nengokin Laras dirumah sakit. dia nggak peduli sama semua perkataannya Nana. 'orang kemaren si Laras seneng kok ketemu gue' bela Ilham ke dirinya sendiri. Ilham menuju meja resepsionis, dan kata si resepsionis, Laras udah keluar dari tadi pagi. Ilham tanya lagi alamat rumahnya Laras. dan, ketemu. si resepsionis ngasih Ilham alamat rumahnya Laras. Reza yang udah nunggu di mobil daritadi ngerasa heran

"lo kenapa deh Ham?"

"nggak apa-apa kok kak. kenapa deh?"

"hm, nggak deh. eh Ham, ini kan malem minggu..." belum selesai Reza ngomong, Ilham nyosor

"oya kak. ini kan satnite, Ilham pinjem mobil ya!" pinta Ilham dengan mata berbinar

"tumben. mau kemana emang" tanya Reza sambil konsen nyetir

"Ilham mau.. Ilham mau kerumah Laras kak" Reza batuk. batuk keras banget. "yee lo mah gitu kak. apaan sih, biasa aja bisa kali" sindir Ilham.

"ya gue heran aja kali Ham. Laras itu.. yang kemaren pingsan itu ya?" tanya Reza antusisa. eh, antusias.

"iya kak. Laras..." Ilham kembali menerawang. dia kembali ingat halus kulit si Laras yang kemarin dia sentuh. ringkih tubuh dalam gendongan Ilham, dan harum untaian demi untaian rambut Laras yang menyentuh kulit Ilham, masih dirasa sampai sekarang. "dia beda kak, dia cantik. dia baik. Ilham ngerasa nyaman aja disamping Laras" kata Ilham.

"gue ngerti Ham. gue juga ngerasain itu sama Lia. yaudah, ntar ini mobil lo bawa. lo tau rumahnya kan? lakukan yang terbaik ya. soalnya cewek kayak Laras tu sekali tersakiti, ngga bakal mau nerima permintaan maaf. oke adekku sayang?" balas Reza memberi sedikit nasihat ke Ilham. bulu kuduk Ilham malah berdiri

"ya nggak usah pake sayang gitu bisa kali.. merinding gue"

"aduh adek gitu deh sama kakak" balas Reza mencolek dagu Ilham. ingat, itu masih siang bolong di jalan................. . . . . .

***

tingtong bel berbunyi. Bi Martih yang ngebuka pintu rumah kaget. 'waw cakep sekale' fikirnya. oya, Bi Martih bukan Surti ya haha-__-

"cari siapa nak?" tanya Bi Martih terperangah

"cari Laras bi" sapa Ilham ramah. "saya Ilham, temennya" mendengar itu, Bi Martih langsung manggil Laras. seperti biasa, suara Bi Martih yang melengking membuat satu rumah denger. bahkan para penghuninya biasa menulis #np Bi Martih's Scream di twitter haha-_-

"non Laraaaaaaaaassssssss, ada tamuuuuuuuuuuuuu! bibi ke kamar non yaaaaaaaaaa!" teriak Bi Martih dilanjut lari ke kamarnya Laras. Ilham cuma takjub melihat pemandangan itu. 'andai dia jadi pembantu gue, mungkin dia udah jadi soloisnya SM*SH' fikir Ilham..

ckrek, pintu kamar terbuka. Laras yang lagi tiduran sambil baca majalah menoleh. "ada apa bi?" tanya Laras lembut.

"ada tamu non. cowok! uh, cakep pisan non! kalah sama cowok-cowok lain yang pernah kerumah nyariin non!" jawab Bi Martih penuh semangat

"he? siapa bi?" tanya Laras.

"namanya sih Ilham non. kalo bibi perhatiin sih, itulho yang suka nyanyi yunomisowel di tipi non." mendengar jawaban Bi Martih, Laras kaget. dia cepet-cepet ganti baju dan nyuruh Bi Martih buat nyiapin minum.

Ilham masih berdiri. menyesali perbuatan yang telah dilakukan. 'apa-apaan gue? dateng ke rumah cewek yang nggak gue tau asal-usulnya sama sekali. mana nggak bawa barang lagi, aduh! eh tunggu dulu, ngapain gue bawa barang kalo gue ngga tau asal-usulnya? tapi dateng kerumah cewek secantik Laras kan harusnya gue bawa barang. bunga kek, boneka kek, coklat kek, aduh gue kenapa sih ini kok jadi begini aaahhhh galau deh gue siaaalll' yup konflik batin kembali menyerbu Ilham sampai ada suara lembut menyapanya

"Ham? masuk?" sapa Laras. pake kaos lengan panjang putih menutupi leher dan short item. 'you are too beautiful for me, Laras...' bisik Ilham dalam hati. shortnya bikin kulit Laras yang putih tambah putih. Ilham masuk ke rumah Laras dan duduk di sofa. nggak lama, Bi Martih dateng ke mereka berdua bawa minum, lalu ngeloyor ke dapur. "lo ada apa kok kesini? dapet alamat gue dari mana?"

"gue.. gue cuma.. eh.. gue cuma.. gue cuma mau nanya keadaan lo aja. secara kemaren lo pingsan dan itu semua akibat gue. akibat fans gue sih sebenernya. tapi akibat kakak kelas lo juga. tapi kakak kelas lo itu kan fans gue, jadi..." tetetetetetettetttttt, Ilham terusss ngomong nggak ada berhentinya

"yak, oke gue ngerti Ham. haha lo biasa aja kali ngomongnya. gue nggak masalah kok, lagian emang gue yang fisiknya lemah. bukan salah lo sepenuhnya kok. tenang aja" potong Laras sambil senyum ke Ilham. Ilham melting. "dan, lo dapet alamat rumah gue dari?"

"dari rumah sakit yang kemaren. hehehe..." kata Ilham sambil menggaruk-garukkan kepalanya disertai anggukannya Laras. "oya, gimana kabar lo? sehat kan?" tanya Ilham

"iya, gue sehat-sehat aja kok. thanks ya kemaren"

"beneran? lo pucet tau nggak. sini dahi lo" kata Ilham sambil meletakkan punggung tangannya ke dahi Laras. sekarang giliran Laras yang melting. "buset panas Ras!"

"m-masak? oh, mungkin karena tadi gue kecapekan olahraga" kata Laras mencoba memberi alasan

"olahraga? bukannya tadi sekolah lo pulang cepat ya?" tanya Ilham

"kok lo tau? eh maksud gue, tadi emang pulang cepat tapi sebelum itu kelas gue ada pelajaran olahraga dulu gitu" kata Laras mencoba memberi penjelasan

"oh, iya gue tau. tadi Nana ke sekolah gue gitu. dia bilang gue nggak boleh deket sama elo bla bla bla" kata Ilham. dan kayaknya Ilham nggak tau kalo Nana bilang kayak gitu tanpa sepengetahuan Laras.

"apa Ham? Laras bilang kayak gitu ke elo?" tanya Laras sambil mengrenyitkan dahi. kayaknya Laras kurang yakin sama apa yang didengernya barusan. Ilham cuma mengangguk sambil minum minuman yang udah disediakan Bi Martih. "terus gimana Ham?" Laras mencoba mencari penjelasan

"tau deh tu anak. gue mau minta penjelasan, dia udah buru-buru balik" jawab Ilham yang tiba-tiba melirik jam tangan. menyadari udah jam 9 malam dan jam segitu nggak baik masih dirumah cewek, Ilham buru-buru pamit. Laras mengiyakan dan Ilham meminta tangan Laras

"buat apa Ham? ngga wajib kali mau pulang kudu salim ke gue"

"siapa yang mau salim sih? geer deh lo. sini tangan lo" perintah Ilham sambil menggenggam tangan si Laras ke pangkuan Ilham. lalu, dengan tangan satunya, Ilham merogoh bolpoint di saku celananya dan menuliskan nomor telepon. "ini nomer handphone gue. jangan kaget kalo ntar ada nomer ini di inbox lo" Ilham mengembalikan tangan Laras ke pangkuan Laras dan pamit. sampai di mobil, Ilham membunyikan klakson ke Laras. "bye" kata Ilham. dibalas dengan lambaian tangan Laras.

di kamar, Laras nggak bisa tidur. dia terus memikirkan alasan kenapa Nana bilang kayak gitu ke Ilham. handphonenya berbunyi. ada sms masuk. dibaca, nomor ngga dikenal. tapi dia merasa kayak pernah liat nomer itu. lalu Laras melihat telapak tangannya, oh nomornya Ilham. seketika Laras ngefly. 'yaampuun?? Ilham beneran ngesms gue??' fikirnya ngga percaya. dibaca deh smsnya si Ilham...

berdiriku termangu di sudut mobil membisu
masih melihat rumah berlampu gemerlap di depanku
kutunjuk satu ruang yang nyalanya putih damaikan hati

masih berdiriku termangu melihat satu ruang itu
terfikirkan seseorang yang kini terbaring dalam selimutnya
apakah kau masih membaca satu pesan ini?
aku masih di luar, aku hanya ingin ucapkan selamat malam

dan malam kembali padamu
bebaskan bintang-bintang gemerlapnya di latar hitam
dan aku kembali ke hatimu
bebaskan semua perasaan di hati kusam
good night Laras. sleep well ya :)

***

"hai Na" sapa Laras yang udah ada di samping Nana

"hey juga. sini duduk" balas Nana mempersilahkan sahabatnya itu. Laras duduk di samping Nana yang lagi menikmati siomay di Kantin. maklum, ini kan jam istirahat sekolah SMA 1003.

"Na. gue mau tanya" kata Laras. Nana menoleh ke Laras, menaikkan alisnya pertanda bilang 'apa?'. "apa iya kemaren lo ngelarang Ilham buat deket sama gue?" lanjut Laras lembut. Nana kaget. siomay yang baru aja dimakan hampir muncrat. dia heran kenapa Laras bisa tau soal itu. dia kan ngomongnya dibelakang Laras

"l-lo-lo kok ngomongnya gitu sih Ras? gue enggak bilang g-gitu kok" bantah Nana. berbohong.

"Na, lo ngga usah boong. gue tau mana Nana yang jujur dan mana Nana yang boong. kata Laras. "kemaren, Ilham kerumah gue. dia bilang lo ngomong kayak gitu. dia bilang lo ngelarang Ilham untuk deket sama gue. apa alasannya Na?" Laras meminta penjelasan dari Nana. "apa.. alasannya karena 'itu'?"

"oke Ras, stop!" potong Nana. "gue emang nggga bisa boong dari lo. iya, alasannya karena 'itu'! gue khawatir kalo lo deket sama Ilham dan tiba-tiba jadian, dia bakal ninggalin kalo dia tau tentang 'itu'. dan gue nggak mau itu semua terjadi Ras." mata Nana berkaca-kaca. "tolong dong, elo ngertiin gue. gue sayang sama lo Ras. kita udah sahabatan sejak dulu"

"gue ngerti Na. tapi apa iya seorang gadis pengidap Leukimia kayak gue ngga boleh ngerasain pahit-manisnya cinta? apa iya gue kudu mati sebelum gue ngerti apa itu cinta? gue nggak mau Na, gue nggak mau.. lebih baik gue mati setelah gue mengerti apa itu cinta daripada enggak sama sekali Na.." sekarang giliran Laras yang nangis. tapi nggak berapa lama, Laras pingsan. Nana kaget karena Laras tiba-tiba pingsan. langsung Laras dibawa ke rumah sakit

di kamar rumah sakit, Nana masih kaget. dia nggak percaya Laras blak-blakan tentang penyakitnya. padahal dulu Laras yang meminta Nana supaya menyamarkan segala sesuatu tentang penyakit yang diderita Laras. "Ya Tuhan, Laraaas!" teriaknya sambil menangis. dan sadar-nggak-sadar, Nana langsung menelfon Ilham. Nana tau dia bodoh, kemaren dia yang bilang Ilham nggak boleh deket sama Laras. tapi sekarang? Nana malah menelfon Ilham melaui contacts di handphonenya Laras. terdengar nada tut tut tut dari seberang, kemudian diangkat oleh seseorang yang nggak lain dan nggak bukan, bukan sulap bukan sihir adalah Ilham

"halo?"

"halo? Ham?? ini gue Nana! Ham, please lo cepet kerumah sakit. Laras pingsan Ham! please, hiks. please, gue minta tolong banget huhuhu.." pinta Nana sambil menangis

"hah? Laras? kok bisa?? tapi gue nggak bisa sekarang! gue lagi make up buat manggung! ada 3 lagu yang harus gue bawain. ntar habis manggung aja gimana?" tanya Ilham. masih aja nanya.

"aaah terserah lo!. lo selesai manggung jam berapa? oke gue tunggu di rumah sakit yang dulu! bye!" jawab Nana emosi. setelah menelefon Ilham, Nana kembali melongok ke kamar Laras. Laras dirawat di UGD. sekarang dia pake tabung oksigen untuk membantu pernafasannya. 'Ya Tuhan, mengapa harus sahabatku yang terbaring disana?' dan tangisan Nana makin keras. dia menyadari apa yang telah dia lakukan salah. dia melarang sahabatnya untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya bukan hak Nana untuk melarang. Nana salah. Nana menangis lebih parah.

sekitar kurang lebih satu jam, Laras terbangun. dilihatnya langit-langit tempatnya berbaring 'disini lagi aku rupanya...' dia melirik kanan-kirinya. 'tabung-tabung itu lagi. kapan aku lepas dari semua ini?' tanyanya pada dirinya sendiri. tanpa butuh waktu lama, Laras tahu jawabannya. Laras melirik pintu kamar UGD, ada bayangan seorang cewek yang rambutnya dikuncir. 'pasti Nana' dan Laras memencet bel untuk memanggil suster. mendengar itu, Nana yang bersandar di pintu UGD langsung menoleh dan masuk.

"udah sadar Ras?" tanyanya lembut. Laras yang masih lemah hanya mengangguk dan tersenyum. suster masuk. melepaskan selang-selang yang menempel di mulut Laras. dengan rintih, Laras berkata kepada suster untuk menelfon orang tuanya untuk datang kerumah sakit.

"Nana.." panggil Laras lirih. "gue minta maaf sama elo soal yang tadi di kantin"

"bukan Ras, gue yang salah. gue seenaknya ikut campur urusan pribadi lo. gue yang salah Ras" kata Nana

"enggak, gue yang salah. gue iri sama elo Na. elo bisa berlari, elo bisa tertawa, elo bisa bikin semua orang senyum, elo tegas, elo baik." mata Laras menerawang ke atas. "elo bisa melakukan semuanya tanpa ada batasan. nggak kayak gue, gue nggak bisa berlari, gue nggak bisa ketawa bebas, gue cuma bisa bikin semua orang susah. dan itu semua karena penyakit gue" kini Laras kembali berkaca-kaca

"Laras, lo nggak boleh ngomong kayak gitu. lo sama sekali nggak bikin gue susah kok" kata Nana sambil memegang tangan Laras.

"tapi lo liat kan senior kita kemaren? dia ngebentak gue karena gue terlalu lemah. sekarang liat orang tua gue. mereka sibuk cari uang untuk pengobatan gue. fikiran mereka pasti berat Na. dan semua gara-gara tubuh gue" Laras menguatkan genggaman tangannya pertanda kebenciannya terhadap tubuhnya. "gue benci punya tubuh kayak gini Na! gue benci!! Tuhan nggak adil!! kenapa gue? kenapa harus gue yang dapet tubuh nggak berguna kayak gini?! apa sih salah gue Na?! gue nggak berharap punya tubuh kayak gini Na! gue nggak berharap! GUE NGGAK PERNAH BERHARAP NAAAA! ENGGAAAAAK!!" teriakan dan tangisan Laras membahana di satu ruangan. ini pertama kalinya Nana mendengar sahabatnya menangis sedemikian rupa

"Laras, Laras sahabat gue.. denger. Tuhan bukannya nggak adil sama elo. lo dikasih tubuh kayak gini belum tentu lo nggak punya kelebihan. lo lihat? lo cantik Ras. bibir lo merah, kulit lo putih. rambut lo.." belum selesai Nana berkata, Nana menyadari sesuatu. rambut. ya, rambut. rambut Laras yang hitam itu palsu. semua rambutnya rontok akibat penyakit yang dideritanya. yang kini dilihat Nana hanyalah wig. hanya wig

"Nana.. apa gue salah suka sama Ilham?" satu pertanyaan yang kini menyelimuti hati Nana.

"gue cuma nggak mau lo sakit hati karena cowok itu" jawab Nana tanpa memberi jawaban pasti

"salah ya?" kata Laras kecewa. sakit hati lebih sakit daripada efek leukimia yang diderita Laras

"enggak." jawab Nana

"Leukimia ini bakal terus menggerogoti tubuh gue. sel darah putih gue akan terus memakan sel darah merah gue. semua organ tubuh gue nggak bakal berfungsi normal. gue tau semua itu sebentar lagi bakal terjadi" kata Laras yang masih terisak-isak. "tapi gue mencoba menerima semuanya. gue tau gue nggak bakal disamping elo selamanya. tapi satu hal yang harus lo inget Na, gue sayang Ilham" lanjut Laras dengan suara yang makin melemah. pintu terbuka.

"apa bener semua yang elo bilang?" kata Ilham yang tiba-tiba masuk ke kamar rumah sakit. Laras dan Nana kaget. begitu juga Ilham yang shock mendengar semua ucapan Laras

"lo denger semuanya?" tanya Nana menyipitkan mata, disusul anggukan kepala Ilham. "kalo gitu, pergi sekarang juga! Laras nggak butuh cowok macam elo!" usir Nana yang menangis. "Laras ngga butuh cowok yang bakal ninggalin Laras setelah dia tau tentang penyakitnya!"

"kalo iya, gue nggak bakal pergi dari sini" jawab Ilham. berjalan ke ranjang Laras.

"Ham.. gue sayang sama elo" kata Laras. Ilham duduk disampingnya.

"Ras, gue juga sayang sama elo" kata Ilham. "gue bukan cuma main-main, gue beneran sayang sama elo. bodo amat lo kena leukimia, gue nggak peduli! gue bukan tipe cowok yang cuma ngeliat cewek dari fisiknya aja. gue sayang sama elo. sama Laras. sama Laras yang sesungguhnya" kata Ilham menggenggam tangan Laras dan menatapnya dalam-dalam

"tapi.. rambut gue.."

"whatever. gue sayang sama elo bagaimanapun keadaan elo sekarang. gue selalu menerima elo apa adanya. bukan ada apanya. ngerti?" sebuah kecupan hangat mendarat di dahi Laras

"gue beneran sayang sama elo Ham. sayang banget, hiks" kata Laras terharu mendengar ucapan Ilham. Laras memeluk Ilham. sangat erat. seolah nggak mau melepaskan Ilham. Ilham membalas pelukan itu dengan pelukan yang hangat.

"gue juga Ras. gue bakal selalu ada disamping lo. gue cinta sama lo" balas Ilham. Nana, yang melihat adegan itu, ikutan terharu. sekarang dia percaya bahwa Ilham bukanlah seorang cowok seperti yang pertama dia bayangkan. pintu kembali terbuka, papa mama Laras masuk.

"Laras.." kata papanya Laras. Ilham langsung melepaskan pelukannya dan mempersilahkan papanya Laras untuk mendekati Laras.

"papa.. mama.. Laras sayang sama papa mama. Laras minta maaf selama ini Laras cuma bisa ngerepotin kalian. Laras sadar, dan Laras juga udah ngerasain tubuh Laras yang semakin lama semakin menghilang. Laras udah nggak bisa ngerasa berpijak lagi pa, ma"

"Laras, kamu anak kami satu-satunya yang paling kami sayangi.. jangan bilang kayak gitu Ras" kata mama Laras

"Laras udah siap untuk saat-saat seperti ini. boleh Laras mengucapkan sebuah puisi untuk kalian semua?" satu ruangan membisu

sayap-sayap putih menyentuh kulitku lembut
tapi satu-persatu dari mereka hilang begitu saja
aku sadar jiwaku akan pergi dari sisimu
tetapi aku tak akan lupa padamu
sampai saatku akan terhempas di padang nan hijau di sana
aku masih padamu, masih terikat oleh cintamu
dan jika aku tak berada disisimu lagi
simpanlah cintaku untuk esok
temukan cinta bahagiamu selain aku
tinggalkan dia dihatimu, biarkan cintanya berkenalan dengan cintaku
aku kembali pada-Mu

setelah itu, suara Laras tidak lagi menghiasi kamar rumah sakit. mama papa dan Nana menangis histeris. mereka terus memanggil nama Laras. Ilham hanya mematung di samping mereka. Ilham mengerti betapa tersiksanya Laras untuk bertahan dengan tubuh seperti itu. ya, bagi Ilham, ini adalah pertemuan singkat namun sangat berarti. Ilham menitikkan air mata dan bernyanyi sendu di dalam hati

you know me so well.. girl I need you.. girl I love you.. girl I heart you
I know you so well.. girl I need you.. girl I love you.. girl I heart you
Laras, kamu cewek pertama yang ngasih aku pelajaran. aku tau hidup enggak abadi. dan kamulah yang pertama yang memberitahukan aku segalanya. kamu tetap di hatiku Laras. aku cinta kamu. aku sayang kamu. selamanya


Hutami Safina Nur Adriani
@vsafina
SMP Negri 4
Yogyakarta, DIY